Skip to content
Education

Paparkan Kekurangan Kita Dengan Elegan

Paparkan Kekurangan Kita Dengan Elegan

Written by: Peter Febian

“Apa kekurangan Anda?” atau “Apa kelemahan Anda?” adalah pertanyaan rekruter yang umumnya kurang disukai pelamar / kandidat dalam kesempatan wawancara. Ada empat alasan umum yang mendasari “sentimen” tersebut:

  • Ada banyak pertanyaan lain yang lebih berbobot.
  • Pertanyaan tersebut sering disalahpahami para kandidat sebagai “pertanyaan pembunuh”.
  • Waktu wawancara yang terbatas akan lebih baik jika digunakan sebagai ajang menggali kelebihan, potensi, dan portfolio kandidat; bukan kelemahannya.
  • Kekurangan adalah sesuatu yang relatif. Apa yang menjadi kekurangan bagi satu pihak, belum tentu merupakan kekurangan bagi pihak lain.

Bersyukurlah jika kita mendapatkan rekruter yang berpikiran modern dan terbuka, karena pertanyaan wawancara semacam itu tidak akan muncul. Namun, bagaimana jika ternyata kita mendapatkan kesempatan wawancara bersama rekruter yang “old school” dan bertanya tentang kekurangan atau kelemahan kita?

Di sisi lain, tentunya kita harus tetap jujur dan profesional. Tidak dianjurkan menutupi sesuatu atau berbohong dalam tahapan rekrutmen mana pun.

Silakan rekan-rekan perhatikan tiga poin ini agar dapat merespon pertanyaan “tricky” itu dengan baik:

(1) Fokus pada kekurangan / kelemahan yang terkait dengan lowongan yang kita lamar, bukan yang bersifat pribadi. Misalnya: lowongan SocMed Officer, namun kurang menguasai TikTok.

Gambaran penjelasan kita pada rekruter: “Sehubungan dengan lowongan SocMed Officer, kelemahan saya adalah kurang menguasai TikTok. Jika saya diberi kesempatan, saya butuh sedikit waktu untuk mendalami algoritma TikTok.”

Kita dapat jujur & terbuka, namun tetap “aman”, dengan cara memfokuskan kekurangan profesional secara kontekstual terhadap lowongan.

(2) Perlihatkan upaya riil kita untuk mengatasi kekurangan tersebut. Misalnya: kurang mahir berbahasa Inggris. Dapat kita jelaskan pada rekruter misalnya seperti ini:

“Saya memang kurang mahir berbahasa Inggris. Karenanya, secara konsisten, saya luangkan waktu 2 jam per hari untuk belajar percakapan Bahasa Inggris dari channel YouTube luar negeri.”

(3) Terbukalah sejak awal kepada rekruter perihal kekurangan / kelemahan kita yang terkait dengan kondisi penugasan atau prinsip / nilai pribadi, misalnya:

Tidak dapat merantau karena faktor keluarga; tidak terbiasa bekerja di ruangan sempit atau gelap karena trauma atau fobia tertentu; tidak dapat mengemban tugas tertentu karena berkebutuhan khusus; tidak dapat mengemudikan motor atau mobil; atau tidak bersedia bekerja di jenis industri tertentu yang bertentangan dengan agama atau kepercayaan.

Terbukalah akan hal-hal ini jika ditanya oleh rekruter dan jika kita pandang hal tersebut akan berhubungan dengan penugasan kelak.

Dengan sikap mawas diri, strategi, dan keterbukaan dalam proses wawancara; kita harapkan dapat berjodoh dengan perusahaan yang selaras dengan karakter, kompetensi, potensi, dan nilai-nilai pribadi yang kita anut ๐Ÿ™

Semoga sukses di semua tahapan rekrutmen ya, Orbitians sekalian ๐Ÿ˜ƒ